Thursday, March 19, 2015

Cerita Pukul Enam



Gema
Perempuan itu selalu datang setiap pukul 6 kadang pagi atau sore, mungkin sebelum atau selepas jam kantor dan dipastikan selalu datang sendirian dengan pakaian kantor yang seharusnya rapi. Tak banyak yang dilakukannya, hanya memesan segelas minuman. Minuman apa saja, terkecuali yang berhubungan dengan jus buah. Kadang teh, susu, air mineral, soft drink, bir, dan kopi. Hanya duduk sendirian dan meneguk minumannya pelan-pelan, lalu pergi. Siapa nama perempuan itu?
Aliya
Biasanya secangkir teh pahit yang aku teguk, tapi pagi ini lain. Secangkir kopi tanpa gula membuatku memutar ingatan akan kamu. Sepintas saja. Mengingatmu terlalu lama bukan cara yang baik untuk mengenalmu terlalu jauh. Cukup sepintas untuk mengenal ceritamu dan kopimu.


Gema
“Mas, cinnamons tea 1. Tanpa gula” Hanya 6 kata yang ia lontarkan. Suaranya sayup dan lembut, namun berbanding terbalik dengan penampilannya yang berantakan kadang lusuh. Aku mengahampirinya dan mengantarkan pesanannya. Di mejanya terdapat sebuah buku, nampaknya sebuah buku agenda bertuliskan sebuah nama “Aliya”.
Aliya
Tidak bersamamu atau tidak sama sekali, menjadi lebih baik. Tidak buruk untuk menjadi temaran.
Gema
Hujan deras di pukul 6 sore. Aliya tampak muram. Tidak, wajahnya memang selalu muram. Kadang aku berpikir, apakah urat syaraf senyum yang menghubungkan otak dan hatinya bermasalah? Beberapa botol bir yang diteguknya mungkin tidak mempan untuk memabukkannya.  
Aliya
Menari di kala hujan. Tak lebih dari potongan film India
Menari di kala hujan. Hanya anak dengan usia hitungan jari yang nampak wajar melakukannya.
Menari di kala hujan. Ketika shower di rumahmu rusak bersamaan dengan hati yang patah.
Hidup kadang perlu sedrama itu.

Gema
Oh Aliya. Aku meindukannnya sudah enam hari ia tak datang ke Kedai ini. Apa yang terjadi dengannya? Padahal biasanya 2 hari sekali ia pasti menyempatkan diri untuk datang kesini. Duduk di sofa besar untuk kapasitas orang dengan menghadap ke tembok. Apakah karyawan lain merasa akan keadiran Aliya dan tingkah lakunya yang aneh?
“Mas, fresh milk 1”
Jantungku terasa berhenti. Perempuan yang sedang ada di pikiran tiba-tiba muncul di hadapan.
Aliya
Jika duduk bersama bertiga adalah termasuk bilangan ganjil, duduk berdua adalah bilangan prima, maka duduk sendiri termasuk bilangan apa?


Gema
Aku yakin ini bukan hanya penasaran atau rasa suka biasa. Setelah 6 hari menghilang Aliya kembali dengan rutinitasnya datang kesini pukul 6 pagi kadang pukul 6 sore. Hanya air mineral yang ia pesan hari ini. Ada rasa menggelitik ingin mencoba menyapanya, membuka obrolan dengannya, atau bertukar nomor telepon. Jadi, perasaan ini apa namanya?
Aliya
Katanya, love has a shape, but no color. You're probably wondering, “if it's transparent, how do you know what shape it is?” beri tahu aku jika kamu tahu seperti apa bentuknya.
Gema
Tepat pukul 6 pagi. Kedai 18 jam ini baru saja dibuka dan Aliya sudah menunggu di balik pintu. Aku membukakan pintunya secara perlahan. Tanganku gemetaran. Butterflies in my tummy can’t stop to fliyin’.
 “Selamat pagi, selamat datang di Kedai Enam”.
“Pagi” Aliya menyambut sapaanku. Oh God!
Aliya duduk di tempat kesukaannya. Seakan sofa tersebut sudah di cap milik Aliya.
“Mau minum apa pagi ini, mba Aliya?”
Aliya nampak biasa saja ketika aku menyebut namanya, padahal aku berharap ia akan menjawab, “ko mas tau namaku sih?” ternyata tidak.
“Kopi apa saja yang penting tanpa gula”
Tangan-tanganku akan menciptakan kopi terbaik untuknya, untukmu Aliya.
“Silakan dinikmati” kataku sambil menyajikan dua cangkir kopi hitam dan aku coba memberanikan diri dengan lancang duduk di sampingnya.
“Entah kamu menyadarinya atau tidak. Aku berdiri di balik bar table setiap hari dan menunggumu yang datang selama dua hari sekali, jika tidak pukul 6 sore kadang 6 pagi.”
“.........”
“Entah apa yang kamu pikirkan ketika memilih duduk di sofa besar dengan posisi menghadap ke tembok, padahal di kedai ini ada puluhan kursi dan sofa yang menghadap ke jendela dan taman. Aku ingin tahu”
“.....”
“Aliya, mengapa suka sekali memesan minuman di kedai ini, terkadang kamu hanya memesan air mineral. Apa ada yang salah dengan menu makanan di kedai ini, Aliya?”
“......”
“Baiklah, Aliya. Aku hanya ingin mengutarakan isi pikiranku selama 6 bulan kamu datang ke tempat ini. Selamat menikmati minumanmu hari ini”
Aliya tersenyum.
Aliya
Jika segelas kopi adalah kesukaanmu, apa tidak lebih baik aku saja yang menjadi segelas kopimu di pagi hari? Siang hari? Sore hari? Malam hari? Sepanjang hari.
 

Gema
Apa artinya aku yang hanya menjadi makhluk virtual bagimu. Ada atau tiadanya aku, hidupmu akan baik-baik saja. Tenyata, dunia pun akan baik-baik saja. Aku tak berani membangunkanmu yang terlelap di sofa kesukaanmu. Selamat tidur Aliya.
Aliya
Karena kita akan selalu menjadi orang asing. Cobalah duduk dan ceritakanlah siapa kamu dan aku akan mendengarkanmu hingga aku tertidur.


19 Maret 2015
21:55