Wednesday, December 17, 2014

Logical Analogy between Love and Back Pain

Pernahkah kamu memikirkan apa arti back pain sebenarnya? Beberapa hari ini aku merasa nyeri punggung dan pinggang tak berkesudahan. Rasanya seperti mollusca, saking sakitnya merasa seperti menjadi spesies makhluk tak bertulang atau bisa jadi manusia bertulang lunak.
Aku mencari tahu apa penyebab dan bagaimana cara mengobatinya dengan cara meng-googling dan kata yang muncul adalah kata back pain dan backache. Rasa keisengan dan rasa keingintahuan yang tinggi itu beda titpis. Mungkin lebih cocok masuk kategori keisengan yang mendalam.

1back

noun \ˈbak\
: the rear part of the body : the part of the body that is opposite to the stomach and chest and that goes from the neck to the top of the legs
: the side or surface of something that is opposite the front or face : the rear side or surface of something

2back

adverb
: in, toward, or at the back or rear
: to, toward, or in the place where someone or something was previously
: in or into the past : backward in time

back·ache

noun \ˈbak-ˌāk\
: pain in the back

pain

noun \ˈpān\
: the physical feeling caused by disease, injury, or something that hurts the body
: mental or emotional suffering
: sadness caused by some emotional or mental problem
: someone or something that causes trouble or makes you feel annoyed or angry

Menurut analogi keisehatan, back pain berarti rasa nyeri di bagian tubuh belakang manusia terutama di bagian punggung dan low back pain artinya rasa nyeri di bagian pinggang a.k.a encok. Tiba-tiba, aku menaruh curiga ada makna lain di balik kata 'back pain'.

Jika dianalogikan, logikaku seperti ini:
Back 1 adalah salah satu anatomi tubuh manusia bagian belakang yang disebut punggung,
Back 2 adalah keadaan dimana seseorang ingin kembali dengan mengulang waktu.
Backache adalah rasa sakit yang dirasakan di bagian belakang
Pain adalah perasaan dimana seseorang merasa sakit yang timbulkan karena penyakit atau keadaan emosional.

Kecurigaanku terbukti dengan hasil analogi keisengan tingkat mahir, ternyata makna tersembunyi dari kata 'back pain' selain nyeri punggung adalah rasa sakit yang dialami manusia ketika ia ingin kembali ke masa lalu. Rasa sakit itu berbentuk emosi, seperti kesedihan, kemarahan, dan feel annoyed. Dihantui bayang-bayang mantan kekasih yang telah mempunyai kekasih baru, menyesal telah memutuskan hubungan secara sepihak, atau meminta mantan kekasih untuk kembali tapi ditolak dengan alasan “kamu terlalu baik buat aku” (KALAU GUE TERLALU BAIK, KENAPA GAK MAU BALIKAN SIH?). Kurang lebih penyebab 'back pain' adalah hal-hal tersebut.
Back artinya punggung atau bagian tubuh belakang. Pain artinya rasa sakit. Analogi lainnya adalah ketika kamu menyukai seseorang tetapi kamu hanya berani dan melihat punggungnya saja alias kamu tidak mempunyai keberanian untuk menemui, berbincang, apalagi menyatakan cinta pada seseorang yang kamu sukai. Apalagi jika melihat dari belakang orang yang kamu sukai berpacaran dengan orang lain tanpa kamu bisa berbuat apa-apa. Hal tersebut bisa dikategorikan 'back pain'.
Kesimpulannya, back pain adalah gagal move on atau bisa jadi ketidakberanian diri untuk menyatakan cinta pada orang lain. Jika kamu merasa tengsin jika mengaku merasa gagal move on dari masa lalu atau resah karena tidak berani mendekati gebetan, bilang saja bahwa kamu sedang merasakan back pain.

Monday, October 20, 2014

Mencari Bima



Februari 2011
Pundak Bima
 
Seberapa langkah kamu berjalan, semuanya akan tetap sama jika kamu tetap memilih berjalan melawan arah. Arah jalanmu salah sayang, kamu masih berjalan ke belakang. Gapailah tanganku, raih pundakku jangan sampai lepas. Jangan kamu melepaskannya lagi."
Begitu isi postcard dari Bima yang ia kirim jauh dari sana. Ya, dari jauh sana. Terlalu sering aku merengek dan mengeluh padanya. Bahkan makian sudah habis keluar daru mulutku, namun dirinya masih mempersilahkanku untuk bersandar di bahunya. Hingga kini, ia tak pernah pulang. Hanya ribuan kata di selembaran kertas yang ia nampakkan. Pulanglah, Bim. Aku sudah tak salah arah jalan lagi.

Agustus 2012
Sebuah Peluk
 
Duduklah sebentar, bahu yang dulu pernah menjadi tempatmu berkelu masih membutuhkan pelukmu” 
Di dalam suratnya, hari ini Bima berjanji akan menemuiku di sebuah sudut tepian kota. Tempat biasa kami bersua dulu. Setiap sudut adalah tawa renyah bagiku. Ia tak pernah mengeluh hanya aku yang berkelu. Memeluknya berarti suatu kesembuhan bagiku. Entah baginya, hidupnya nampak selalu tak terbebani. Sore berganti malam, tak ada kehadirannya. Bim, aku masih disini.

November 2012
Surat balasan
No deafining silence, no wave tears, no memories, and no your absence. Again
Tak ada salahnya aku membalas surat dari Bima, begitu berat untuk menuliskan setiap kata. Aku mencoba mengirimkan pada alamat yang pernah ia cantumkan di dalam suratnya. Namun, semenjak itu pernah ada surat balasan darinya. Bim... sebenarnya kamu ini ada belahan dunia sebelah mana?
Desember 2013
Kembali
 http://www.coasttocoastam.com/cimages/var/ezwebin_site/storage/images/coast-to-coast/repository/photos/painting-egypt-deja-vu/582396-1-eng-US/Painting-Egypt-Deja-Vu_photo_medium.jpg
Bukankah kita pernah saling meraih pundak tanpa perlu banyak alasan? Alasannya, pundakmu kini sudah ia singgahi, lagi
Malam berganti pagi. Bulan berganti matahari. Tahun ke tahun begitu saja terlewati. Cinta melintas bergantian tanpa adanya rasa. Postcard bergambarkan date palm fruit diletakkan rapi di atas meja kerjaku. Dari Bima! Oh..selama ini ia menghilang mungkin sedang menggali piramid dan mencari mumi. Senyum simpul mengembang. Ta...ta...tapi tunggu dulu, mengapa ia tahu aku kembali pada kekasihku dulu?

Januari 2014
Mendekatkan jarak
 
Bisakah kamu ikut menepi di ujung langit bersama matahari? Agar jarak terasa hanya sejengakalan jari
Aku sudah tak tahan lagi. Sebulan lalu Bima mengirimkan post card bergambarkan pohon kurma dan sekarang ia mengirimkan postcard bergambarkan Candi Borobudur. Aku harus mencarinya. Bim, kamu jangan coba main-main denganku apalagi dengan jarak. Waktu tidak bisa menunggu.

Februari 2014
Bicara soal waktu
Waktu mudah berubah bergerak sesukanya, begitu pula kamu dan aku tidak
Pencarianku tidak bisa sampai disini. Bima like a ghost.  Ia bisa menguntitku kapan saja, ia selalu tahu apa yang terjadi denganku. Bima terlalu mengenal diriku dan salahnya aku tak paham dengan kehidupannya. Jogjakarta terlalu luas ternyata bagimu yang sedang mencari 1 manusia di antara ribuan napas. Surat terakhir Bima, ia berbicara soal waktu. Apa yang harus aku lakukan agar kamu pulang, Bim? Kamu salah, Bim. Aku masih seperti ini, hanya usiaku yang menua dan kerutan di wajahku semakin menebal.