Thursday, March 20, 2014

Menghitung Kebahagiaan




Man is fond of counting his troubles, but he does not count his joy” – Dostoyevsky (Brother Karamazov)

Jika beberapa lelaki membaca sebuah kutipan dari penulis Rusia tersebut, kemungkinan mereka akan tersinggung dan merasa tidak adil karena mereka akan berpikir kutipan tersebut berlaku juga untuk perempuan. Jika kata ‘Man dan His’ diganti dengan ‘Woman dan Her’, sebagai perempuan aku hanya bisa mengangguk pelan dan bekata, “benar juga”. Agar nampak adil, hilangkan kata his atau her menjadi, “manusia lebih suka menghitung masalahnya dibanding menghitung kebahagiaan yang telah dicapai”. Kutipan ini diambil dari salah satu tweet penyair Malam Puisi Medan @dwihastomo.

Beberapa lama aku tertegun dengan keluhanku tentang hal buruk yang terjadi padaku akhir-akhir ini. Seakan menyalahkan Tuhan tak mendengar doaku dan mempertanyakan mengapa Tuhan memberiku cobaan yang bertubi-tubi.

Aku bercerita pada seorang kawan, “Aku tuh semacam mempertanyakan Tuhan, sempat ngambek sama Tuhan. Ngerasa doa-doa aku gak pernah terkabul, padahal aku gak minta doa yang muluk-muluk” lalu dia menjawab “Jangan sampai menggugat Tuhan, ibadah kamu tuh gak ikhlas, Nona!” lalu aku menimpal, “kalau gak minta sama Tuhan, mau minta sama siapa lagi?”. Kawanku menjawab “kamu tuh kalau ibadah jangan pamrih”.

Tuhan mungkin memaklumi dan menganggap wajar jika manusia-Nya mengeluh mengenai persoalan hidup yang tiada kunjung henti menerpa makhluk-Nya. Namun, mungkin Tuhan pun akan geram jika manusia selalu berkeluh kesah tanpa berusaha memecahkan masalah dan menganggap masalahmu adalah masalah yang paling berat di dunia.

Selagi aku menyantap makan siangku di kantor, aku menyempatkan diri untuk memonton sebuah film pendek berjudul “Gadis di Ruang Tunggu” yang diadaptasi dari cerpen “Gadis di Pesawat” by Rachmania Arunita. Kegiatan makan siangku sempat terhenti sebentar ketika melihat akhir kisah cerita tersebut. Bagi dirimu yang merasa mempunyai masalah begitu besar, ada baiknya kamu menonton film ini dan kamu akan tahu bagaimana cara untuk menghadapi ujian Tuhan.

Pikirkan dan hitunglah berapa banyak kebahagiaan yang kamu capai, cobaan dari Tuhan tak sebanding dengan kebahagiaan yang telah Ia beri.

Everything happens for a reason (:

Jakarta, 20 Maret 2014