Friday, October 12, 2012

Belajar dan Pembenahan Diri


Banyak yang telah aku pelajari darinya. Tentang kehidupan dan memahami diri sendiri. Sifatku dengannya berbanding terbalik. Dia keras dan pendendam namun aku sendiri orang yang tidak memiliki sikap dan ketegasan. Aku memang tak harus berubah menjadi seperti dirinya tetapi ada yang memang harus aku tiru dari dirinya dan semua itu butuh proses panjang.
Ada beberapa yang harus aku benahi dari diriku sendiri, aku harus menjadi yang lebih baik. Tak boleh jika aku harus seperti ini hingga nanti. Aku terlalu melankolis sehingga aku mudah jatuh terlalu dalam, sulit mengontrol perasaan juga keinginan dan terlalu kuat memegang janji. Terkadang hal tersebut memang baik namun kini itu yang menjadi boomerang bagi diriku sendiri. Ternyata semuanya yang mengakibatkan aku tenggelam dalam masa-masa sulit dan tidak bahagia.

29 Agustus 2012
22:32

Someday and Somewhere with Someone

Bagaimana menurutmu tentang "someday and somewhere with someone" apa itu akan benar-benar dipikirkan oleh setiap seorang anak manusia yang menanti jodohnya?
Ada bermacam-macam cara untuk bertemu dengan seorang jodoh yang dicari dan ditunggu. Apapun caranya, semuanya bisa terjadi. Saling tikung atau saling salip antar sahabat bahkan antar kakak beradik, itu bisa terjadi. Pencapaian jodohpun terkadang harus dan pasti ada yang disakiti, entah pacar yang harus ditinggalkan untuk bertemu seorang jodoh, pembatalan pertunangan atau bahkan istri atau suami yang harus diceraikan karena ternyata dia bukan jodohnya namun seseorang lain. Mungkin dengan kata lain, cara menuju pencapaian jodoh itu kejam. 
Dulu, aku ingin sekali mengintip masa depan tentang seorang jodoh namun tak pernah ada cara untuk mengintip secuilpun namun ketika aku sering berbicara dengan-Nya. Ia membolehkanku melihat sedikit siapa seorang jodoh untukku. Didampingi seorang kakek yang mungkin adalah 'pendamping', aku bertemu pria berjas putih itu. Aku tersenyum.
Entah siapa pria itu. Kapankah aku bisa bertemu dengan seorang jodoh yang dipertemukan 'pendamping' kepadaku? bagaimana cara pencapaianku menuju seorang jodoh?
kita lihat nanti.



12 Oktober 2012
13:38
"Mungkin pada akhirnya rasa itu akan hilang dengan sendirinya. Suatu saat rasa itu akan menjadi air tak bermuara, mengalir dengan arus dan pergi. Tak mungkin jika terus aku ingkari. Hubungan tanpa ada jawaban yang sama, itulah aku dan kamu."
"Tak perlu lagi memejamkan mata sejenak tapi bukan untuk tidur. Apalagi menghela napas panjang. Nanti Tuhan tahu kamu sedang lelah"

Thursday, October 4, 2012

Ritual Sore


Sore itu aku terburu-buru untuk segera berangkat agar tidak terjebak hujan di jalan. Langit sudah menghitam dan tetesan airnya sudah menyentuh tanah. Secara kebutulan hari ini aku mengenakan lungsuran hitam tak lupa dengan payung bemotif bunga di tangan, semacam setelan untuk datang ke pemakaman.
Dalam perjalanan, aku selalu menyempatkan diri melihat pantulan wajahku di cermin. Aura wajahku seperti meredup hari ini. Tatanan rambutku yang biasanya tergerai halus mengembang, hari ini tergerai berantakan tak karuan. Riasan wajah yang biasanya membuatkan terlihat cerah, hari ini aku poles seadanya. Pakaian yang aku kenakanpun biasanya aku setrika rapi, hari ini nampak kusut. Sapaan manis biasanya aku tebarkan kepada security di komplek, hari ini sapaanku tersendat di tenggorokan. Apa yang terjadi padaku hari ini?
Pikiranku sedang berlarian entah kemana. Memori-memori yang aku simpan rapi itu seketika berhamburan dan berantakan hingga sulit untuk aku membenahinya kembali. orang-orang menyebutkanku sebagai orang yang rajin galau, bukan hanya rajin tetapi pandai dalam bergalau. Itu diakibatkan daya ingatku yang sangat tinggi presentasenya, dalam tes IQ pun dikatakan begitu jadi mungkin suatu kewajaran jika aku sulit melupakan masa-masa pahit. Sebetulnya tak baik juga mengkambinghitamkan bahkan menyalahkan daya ingatku yang sangat kuat ini.
Waktu sudah mengarahkan jarumnya ke arah angka tiga. Hujan mengguyur Bandung. Aku menggunggu kawanku untuk berangkat bersama-sama. Aku menunggunya di depan sebuah mall kumpulan para chinesse. Tiba-tiba saja lidahku ini ingin mengecap dinginnya eskrim. Ya, terdengar aneh. Namun menurutku eskrim akan disantap lebih nikmat ketika cuaca dingin. Aku memasuki restoran cepat saji yang menyiadakan berbagai makanan penyuntik lemak. Antrian yang cukup panjang tak menyurutkan niatku untuk menjilat lelehan mcflurry milo.
Apa yang kamu pikirkan jika melihat seorang perempuan duduk sendirian diantara kerumunan orang yang tak dikenal satupun? Dan yang dilakukan seorang perempuan itu hanya duduk, menjilati eskrim dan memperhatikan satu persatu orang yang lewat dihadapannya? Apa kamu merasa perempuan itu aneh? Itulah yang aku lakukan sore itu. Tak peduli orang melihatku aneh. Aku sering melakukannya. Datang sendirian ke suatu tempat dan memperhatikan gerak-gerik orang yang lalu-lalang dihadapanku. Melatih diri membaca karakter setiap manusia. Selama bertahun-tahun aku sering melakukan hal aneh ini tapi ternyata sulit. Entah diwarisi dari mana, aku tak mempunyai kemampuan untuk belajar dengan cepat, aku belajar dengan lamban. Hasil tes IQ pun tidak cukup membanggakan, nilainya tak mencapai 125. Terkadang aku sulit membaca keadaan dan karakteristik setiap manusia yang ada didekatku.
Saat sedang mengantri tadi aku memperhatikan seorang wanita chinesse kira-kira berusia 28 tahun. Ia mengenakan pakaian yang mengundang siapapun yang melihatnya, tanktop berwarna khaki dengan model cup yang menimbulkan efek 3D pada payudaranya dan hotpants berwarna senada, tak lupa wedges yang dikenakannya lebih cocok untuk dijadikan bakiak masjid. Selama mengantri ia hanya berkomentar dan berceloteh seakan dialah pemilih restoran cepat saji ini. Riasan di wajahnya pun memperkuat garis karakternya yang kuat. Watak keras tak sabaran juga egois muncul dari pancaran wajahnya. Terlihat sekali, dia mungkin istri seorang penguasaha kaya yang dari tatapan ekor matanya ia sedikit mencibir siapapun yang lebih rendah dari dirinya. Cukup mengerikan melihat ada seorang wanita seseram itu.
Saat aku melahap eskrim itu, ada seorang karyawan yang sedang mengepel lantai dihadapanku. Mungkin usianya 34 tahun, sudah menikah dan memiliki lebih dari 1 anak. Wajahnya yang letih tak bisa ia sembunyikan meski dari mulutnya ia menghibur diri dengan menyanyikan sebuah lagu yang judulnya tak aku ketahui. Disebelahku ada seorang pria yang sedang menyantap nikmat sepotong ayam tepung andalan restoran ini sendirian. Usianya terlihat 29 tahun dan sepertinya belum menikah. Mulutnya memang mengunyah dan menikmati apa yang dilahapnya tetapi pikirannya terlihat tidak di tempat, pikirannya terlihat melayang-layang entah kemana. Selanjutnya, seorang ibu muda yang cantik dan seksi berusia sekitar 35 tahun mengenakan dress berwarna putih gading dipadupanankan dengan warna coklat terlihat cocok. Ia menemani anaknya untuk makan siang disini, namun ada karakter keras yang ia simpan, entah karakter seperti apa yang membuat ia terlihat nampak dua sisi yang berbeda.
Kembali aku memerhatikan wajahku di cermin kecil yang selalu aku bawa kemanapun. Aura wajahku masih begini tak berubah. Kata kakakku yang sudah 22 tahun mengenalku luar dalam, ia mengatakan aura wajah yang aku munculkan tergantung dari suasana hati yang sedang aku rasakan. Benarkah? Aku rasa memang begitu. Sebulan yang lalu, aku sempat bercerita panjang lebar semalaman dengan kawanku. Ia mengatakan wajahku nampak tidak segar dan auraku nampak tidak terlihat dan benar saja, aku sedang mengalami masa-masa sulit yang sangat hebat saat itu. Hidupku sedang dalam kepahitan. Mungkin nampak berlebihan namun begitulah adanya. Bagaimana cara memperbaiki aura wajah? Dimanakah aku bisa menemukan reparasi aura wajah? Akupun sadar, semuanya akan percuma dan sia-sia jika aku masih tergulung dan terhempas dari masa-masa pahit itu.
Kawanku sudah sampai, aku sudahi latihan ini dengan mood yang mulai membaik. Apa senyumku sudah mulai mengembang manis seperti biasanya? Apa karakter manusia baik sudah muncul di wajahku? Apa kecantikan aura itu akan benar-benar nampak ketika aku bahagia? Entahlah, aku tak bisa melihatnya sendiri. Tolong bantu aku untuk membacanya.

30 September 2012
21:05