Friday, June 28, 2013

Dialog Pendek Lembaran Memori

Dialog Pendek Lembaran Memori

"Tulisan ini untuk ikut kompetisi @_PlotPoint: buku Catatan si Anak Magang Film "Cinta Dalam Kardus" yang tayang di bioskop mulai 13 Juni 2013." 

Foto, aku menyebutnya sebagai lembaran memori. Sebuah rekaman nyata sebuah memori yang tertuang dalam selembar kertas. Memorable. Abadi jika selalu tersimpan dengan baik dan terjaga.  Kardus merah menjadi rumah bagi lembaran memori-memori itu. Mereka bertempuk tak beraturan sedikit berdebu.
Jika lembaran memori tersebut bisa hidup dan berbicara, mungkin mereka akan saling berebut tempat. Berlomba-lomba agar bisa tersimpan di tumpukan paling atas karena lembaran memori tersebut bukan hanya mengenai 2 atau 3 mantan kekasih tetapi hampir menyaingi jumlah usiaku, hampir 23. Iya, kotak kardus itu berisi foto mantan-mantan kekasihku. Tak usah kaget, itu hanya soal kuantitas namun tentang kualitas, aku belum menemukannya.  Mereka saling bersaing. Bersaing agar menjadi lembaran memori pertama yang akan aku ingat.

“Sebentar lagi, aku akan menjadi lembaran memori pertama yang ia lihat. Aku akan menjadi kenangan yang pertama diingatnya” Lembar foto bersama T berkata.
“Jangan sombong kau, tersimpan di tumpukan pertama belum tentu menjadi yang lekat diingatan. Akulah yang pasti akan selalu ia ingat, karena akulah memori terakhirnya. Baru saja putus 4 bulan yang lalu” Lembar foto studio bersama P menjawab.
“Hahaha kalian pasti akan kalah denganku, aku berumur 3 tahun sedangkan kalian hanya hidup seumur jagung, tentu saja aku yang akan selalu lekat diingatannya” Lembar foto photobox bergambar 8 pose bersama F berkata dengan sombong.
“Kalian berlomba-lomba agar bisa diingat kembali oleh pemilik kita? Jangan harap” Lembar foto bersama A nampak putus asa.
“Betul. ia sudah memiliki pasangan baru tentu saja kita semua dilupakan tetapi kemungkinan terbaiknya, lembar memori dari pasangannya yang baru akan bergabung bersama kita dan ia akan membuka kardus ini lalu memilih salah satu di antara kita dan menjadi hall of fame di kamarnya lagi, ditempatkan eksklusif di sebuah figura foto. Itulah hal yang paling membahagiakan” Sambung lembar foto bersama R.
“Tak usah berharap banyak. Menjadi sebuah lembar memori yang akan diingat oleh seseorang itu jasanya luar biasa. Selain otak, benda apalagi yang bisa menyimpan memori selain kita? Mungkin buku diary. Tetapi semestinya kita harus tulus menyimpan kenangan meskipun  kenangan yang kita simpan tak ingin diingat lagi oleh siapapun bahkan pemilik kita sekalipun” Lembar foto bersama M menjawab dengan tenang dan bijak.
Telah lama aku tak membuka kardus tersebut. Baiklah, aku buka saja. Lembaran memori tertumpuk rapi, namun tersusun secara acak. Aku melihatnya satu persatu. Foto bersama F memang paling banyak tetapi aku malas mengingatnya, lalu bersama P dan T juga banyak. Ah, mereka telah menyakitiku, aku semakin malas dan masih banyak lemabaran memori bersama lelaki lainnya, aku hanya tersenyum simpul. Aku kembali menaruh kardus merah berisi lembaran memori tersebut di tumpukan kardus sepatu.
Lembar memori bersama mantan kekasih bagiku cukup untuk dikenang, karena terkadang membuka luka lama. Menyimpan lembaran memori bukan berarti masih mencintai orang-orang di dalamnya melainkan sebagai pelajaran hidup yang tersimpan nyata.

Sunday, June 23, 2013

Teka-Teki Hidup dan Mati

Terlalu banyak teka-teki yang sulit untuk dijawab ketika aku masih memiliki hidup sebagai manusia. Pertanyaan-pertanyaan yang entah bisa dijawab saat masih bernafas atau tidak. Otakku dan hatiku bersinkronasi dan bersepakat memiliki pertanyaan yang sama mengenai hidup dan mati.
Pernah terlintas memikirkan sedang apa mereka yang telah berpulang dan kini di alam yang berbeda? Apakah mereka sendirian? Kesepian? Atau mungkin bertemu dengan orang-orang tercinta yang telah berpulang mendahuluinya? Lalu apakah setelah bertemu malaikat di kehidupan yang sebenarnya, mereka berada dimana? Apakah Malaikat sudah menimbang amalannya selama di dunia sehingga akan damai di surga? Aku selalu berharap mereka yang telah tiada akan selalu damai di kehidupan sebenarnya, kehidupan abadi.
 Tuhan telah menentukan jodoh, rezeki dan maut ketika manusia masih dalam kandungan. Ketika ruh ditiup ke rahim sang ibu di usia kandungan menginjak 4 bulan Tuhan telah menentukan segalanya. Hal yang tidak aku mengerti, jika setiap manusia telah ditentukan jodohnya, mengapa mereka yang berpulang di usia muda tak bertemu jodohnya? Apakah mereka tidak ditakdirkan bertemu seorang jodoh di dunia fana? Lalu jika manusia ditakdirkan berjodoh dan menikah dengan seseorang, mengapa ada lelaki yang menikahi lebih dari 4 perempuan, apakah lelaki tersebut memiliki keistimewaan yang sengaja Tuhan berikan sehingga bisa berjodoh dengan banyak perempuan? Bagaimana bisa seorang manusia memiliki jodoh yang banyak? Semakin tidak mengerti. Apakah ada jawaban untuk pertanyaanku ini? Dunia dan kehidupan semakin sulit dimengerti.
Jika dunia telah menemukan ajalnya yaitu hari akhir. Kiamat. Bagaimanakah yang akan terjadi di dunia baru ‘kami’ sebagai manusia? Semua manusia akan disucikan dahulu dari dosa dengan siksa api neraka, kemudian manusia bisa masuk surga sesuai amalannya ketika hidup di dunia. Sampai berapa lama aku akan disucikan sebelum memasuki pintu kedamaian yang abadi? Bagaimana suasana di kehidupan nanti? Apa boleh jika aku mempertanyakannya? Apakah aku berdosa jika membayangkannya?
Ketika diri ini ingin bertaubat dan kembali jalan-Mu, mengapa selalu ada hambatan dan ujian? Mengapa Engkau mempersulit umat-Mu untuk berada di jalan-Mu? Tuhan, masih banyak teka-teki dan pertanyaan yang ingin aku ketahui mengenai kehidupan dan kematian. Mungkin sebagian rahasia-rahasia-Mu tak akan pernah terungkap di dunia namun aku hanya ingin memaknainya, agar aku bisa menuju jalan-Mu.
Menjalani kehidupan dengan sempurna mungkin tak akan pernah bisa dijalani oleh siapapun. Namun, lakukanlah yang terbaik selagi Tuhan masih mengizinkan kita menghirup udara-Nya, mensyukuri rezeki-Nya, berpijak di tanah-Nya juga masih bisa bertemu dengan orang-orang tercinta. Harta atau tahta tak akan memberikan cahaya ketika kita berada di kehidupan yang sebenarnya, hanya amal, ibadah dan doa yang akan menemani kita ketika kita benar-benar pulang. Beri aku jalan menuju jalan terbaik-Mu. Ketika aku pulang nanti, berapapun usiaku, aku ingin pulang dengan husnul khotimah.

23 Juni 2013

21:30

Saturday, June 22, 2013

Jawaban Sebuah Isyarat

Hari itu, hujan turun deras. Langit begitu muram. Aku menunggunya di bawah payung yang ditetesi oleh air langit. Basah kuyup. Secangkir teh manis hangat menyambut kedatangannya yang telah lama hilang. Bertahun-tahun tak pernah ada kabar darinya, hingga pada tahun ke-6 di bulan Maret 2013 aku kembali bertemu dengannya, saling bertegur sapa lagi dan kembali saling mengejek. Keesokannya, ia menemaniku seharian untuk mengerjakan skripsiku, menemaniku seharian di perpustakaan hingga mencari bahan-bahan untuk kajian teori.  Pertemuan 3 bulan yang lalu, mungkin adalah isyarat Tuhan.
Kami memiliki passion yang sama. Menulis, membaca dan menonton. Aku dengannya saling mengagumi karya kami masing-masing. Dia nampaknya senang membaca tulisan-tulisanku di blog, ia mengatakan bahwa tulisanku menggunakan diksi yang tepat dan terasah. Ia juga pernah mengatakan ingin belajar menulis padaku. Aku pun menyukai tulisan-tulisannya. Ia pengagum semeseta sejati. Pecinta semesta.  Selain itu, kami sesama pecinta karya-karya Dewi Lestari. Madre merupakan film terakhir yang kami saksikan. Namun, kami belum sempat saling bertukar pikiran dan menulis bersama. Tuhan tak memberikan waktu yang lebih lama untuknya.
Dunia memang belum berhenti berputar. Bumipun masih berotasi. Namun kehidupanya kini telah berhenti di dunia. Ia kini sedang berjalan menuju kehidupannya yang baru. Sebuah pertemuan tidak akan pernah sia-sia. Kehadiran seseorang dalam setiap insan manusia dalam kehidupannya selalu memberikan satu atau bahkan jutaan makna bagi satu kehidupan. Begitupun kehadiran seorang teman bernama Lukman Firmansyah pasti meningalkan makna kepada setiap orang yang pernah mengenalnya.
Seorang Lukman Firmansyah adalah teman diskusi yang baik dan cerdas. Pengetahuannya luas dan serba tahu sehingga siapapun yang berbicara dengannya pasti akan merasa seperti berjalan di satu arah yang sama dengannya.
Good night and bye. Satu kalimat yang awalnya membuatku sedikit bingung dan kesal. Ia mengirimkan pesan itu 3 hari yang lalu. Aku pernah berbicara dalam hati, apakah ia tak ingin berbicara denganku lagi? mengapa dia mengucapkan selamat malam dan selamat tinggal? Dan inilah jawabannya. Ia benar-benar mengucapkan selamat tinggal untuk selamanya.

Detik detik berlalu dalam hidupku perlahan tapi pasti menuju mati, terkadang rasa takut menyelinap hati dimana jalan hidup terisi kesia-sian. Dalam hening aku diam penuh pertanyaan besar, dengan apa ku isi detik ku ini – Lukman Firmansyah

Kehidupan manusia memang tidak akan pernah ada yang abadi namun sebuah tulisan akan tetap abadi bersama nama pengarangnya. You was said, " Life for love" and now, your life give much love for our life. Selamat jalan. Terimakasih. Semoga tenang dikehidupan yang sebenarnya, Jon!




Sabtu, 22 Juni 2013
13:58



Wednesday, June 19, 2013

Memorable

Ada jutaan peritiwa dalam otak manusia yang memenuhi setiap ruang memori. Otak manusiapun memiliki kemampuan yang terbatas dalam menyimpan suatu peristiwa untuk diingat kembali. Ketika kamu merasa otakmu penuh dengan segala peristiwa yang tidak begitu kamu inginkan untuk diingat namun tetap tersimpan rapi dalam memori bisa berpengaruh pada perasaanmu. Perasaanku akan merasa kalut atau bahkan moodku akan terjun bebas. Mulai hari ini, aku akan sedikit demi sedikit menghapus beberapa ingatan buruk yang tak penting untuk diingat karena ruang memori tersebut akanku pakai untuk mengingat peristiwa-peristiwa indah menuju masa depan gemilang yang telah menungguku datang.

19 Juni 2013

22:07

Thursday, June 13, 2013

Rabu dan Air di Pelupuk Mata

Pernahkah kamu menahan air di pelupuk matamu? Menangisi semua penyesalan yang sudah terjadi. Menangisi hidup yang tiada henti menaruhmu berada di bawah putaran. Menangisi keadaan yang tak sesuai dengan yang kau inginkan. Mungkin jika melihatnya dari sebelah mata, akan merasa jika manusia yang melakukan hal seperti itu bukan manusia yang pandai bersyukur. Namun bagiku itu manusiawi, sadar akan kodrat sebagai manusia yang tidak bisa mengendalikan apapun yang terjadi. Manusia tidak mempunyai kuasa untuk mengatur hidup orang lain atau bahkan mengatur kehidupan diri sendiri. Manusia merasa memiliki kuasa jika mereka merasa hebat dan bergelimpangan materi, itu kuasa yang ingin menyaingi Tuhan. Tuhan tak pernah menyukai manusia seperti itu. Harta manusia hanya titik yang tak berarti bagi-Nya.
Rabu ini detak jantungku kembali tidak beraturan lagi. Rasanya sakit sekali, nafasku tersendat-sendat. Entah mengapa beberapa bulan terakhir ini mulai terasa lagi, rasanya sakit hingga jemari lagi. Nampak berlebihan namun jika kau merasakannya, kau akan berkata hal yang sama denganku.
Pelupuk mata tak bisa lagi menahan air. Segera aku diam selama beberapa lama di kamar mandi. Aku menangis. Lagi. Memang dangkal menangisi persoalan mengenai cinta. Cengeng. Bukan hanya persoalan cinta tetapi menangisi betapa beratnya menepati janji yang dibuat oleh diri sendiri dan mengapa aku mengingkarinya begitu mudah. Terlalu banyak pertanyaan dalam hidup yang tak bisa kau temukan dengan mudah bahkan tak akan pernah ada jawabannya.
Jika kau merasa hidupmu sangat berat, lihatlah orang-orang yang tak seberuntung hidupmu. Kebutuhan sandang pangan papanmu terpenuhi, hang out bersama-teman tertawa sana sini, atau mungkin berkendaraan mewah hingga tak perlu kehujanan dan kepanasan. Kau masih berpikir hidupmu berat? Salah besar. Aku terkadang berpikir jika masalahku sangat berat tetapi masih banyak di luar sana yang menginginkan hidupmu. Apa kau masih ingin menjadi orang lain? Menginginkan hidup orang lain? Aku tak pernah mau menginginkan hidup orang lain, aku hanya ingin diberi jalan dan kemudahan untuk berkehidupan lebih baik dan menemukan setiap jawaban dari segala pertanyaan dalam berkehidupan.
Aku membutuhkan teman bicara. Teman bicara siapapun orangnya yang bisa memahami semua ceritaku tanpa harus mengeritiki masalah apa yang aku hadapi. Aku membutuhkan bahu. Bahu siapapun yang bisa mengerti semua masalahku tanpa memandangnya dari sudut mata sebelah kiri.

13 Juni 2013

22:51

Friday, June 7, 2013

Kembali Pada Laut

Sekilas mataku meneropong jauhnya laut
Tercium aroma garam asin di air nan dingin
Pasir bergemuruh tanpa suara yang bising
Langkah biotanya terdengar diam dan sunyi
Aku ingat hari itu, meninggalkan banyak langkah
Menyisakan jejak yang terhapus deras ombak
Menggiring waktu pada hari ini, hari lalu
Ingin kembali menyelami laut dangkal
Bukan hanya untuk menari-nari di atas pasir
Atau mengambil gambar wajah dengan tawa
Kembali pada laut,
Meresapkan wangi laut bersama semesta
Menyelimuti angin pagi siang malam laut
Menyebrangi waktu berdua bersama karang
Menyaksikan matahari timbul lalu tenggelam
Menyimpan serbuk kehidupan biota-biota
Meninggalkan jejak yang tak terhapus deras ombak

7 Juni 2013

21:17

Wednesday, June 5, 2013

Menjadi Perempuan


Perempuan, katanya makhluk Tuhan yang paling indah. Perempuan, katanya makhluk Tuhan yang cantik. Namun apa jadinya jika menjadi satu perempuan yang tidak cantik dan indah diantara milyaran perempuan yang katanya makhluk cantik nan indah? Apa yang akan kamu rasakan? Tentunya selalu ada rasa ingin menutupi diri.
            Menjadi perempuan bukanlah hal yang mudah. Terlalu banyak yang harus dilakukan agar menjadi perempuan yang katanya adalah makhluk cantik. Tidak bisa hanya dengan berpangku tangan tanpa melakukan apapun untuk mempercantik diri.
            Katanya, perempuan yang cantik itu adalah perempuan yang cantik dari dalam, cantik hatinya. Namun pada kenyataannya berbanding terbalik, seakan hanya omong kosong dan hanya sebuah pernyataan penghibur hati bagi mereka yang tidak berwajah cantik, seperti aku. Terkadang merasa dibohongi oleh pernyataan tersebut. Pada kenyataannya, penilaian orang lain tak selalu melihat dari hati melainkan secara fisik. Terkadang, aku merasakan tersisihkan. Bukan terkadang tapi aku merasa selalu tersisihkan dari mereka yang katanya perempuan adalah seoarng makhluk yang cantik.
            Cantik itu katanya relatif. Itu hanya sebuah kalimat penghibur hati bagi mereka yang tidak beruntung memiliki kelebihan secara fisik, untukku juga. Bukan maksud tak bersyukur dan mengingkari apa yang Tuhan berikan. Meski terkadang hati tak mau tahu dengan apa yang orang-orang katakan namun apa daya jika radar seorang perempuan tak bisa ditandingi kepekaannya. Aku seakan tak peduli dengan orang yang katakan mengenai diriku, apalagi bersinggungan dengan fisik terutama soalnya ‘wajah cantik’ dan ‘penampilan menarik’. Mungkin bagi mayoritas lelaki itu adalah point penting. Mereka berlomba-lomba mengincar perempuan-perempuan dengan 2 point penting tersebut. Ada kebanggaan bagi mereka yang memiliki kekasih berwajah cantik dan berpenampilan menarik dan berlomba-lomba untuk memamerkannya pada siapapun yang meihatnya. Aku tak pernah bisa menang dalam hal itu, aku kembali tersisihkan dan semakin terpuruk seperti the beast atau mungkin seperti shrek.
            Keceredasan atau kebaikan hati jarang dilihat oleh mereka yang merasa menjadi seorang lelaki yang mempunyai segalanya. Mungkin mereka lebih memilih mempunyai perempuan yang cantik, menarik tapi bodoh bukan perempuan yang biasa saja, penampilan juga biasa saja tapi cerdas dan hati yang baik. Wajar saja karena kecerdasan dan hati yang baik tidak bisa terlihat secara nyata. Ini kenyataan yang tidak bisa terlepas dari putaran dunia.
            Setiap manusia tidak bisa melihat dari sudut pandang yang sama. Secara mayoritas melihat dari mata. Secara minoritas melihat dari hati. Aku adalah salah seorang bagian dari minoritas. I’m minority. Terkadang ada rasa ingin mengundurkan diri darinya karena mungkin dia terlalu jauh dariku. Dia terlalu memiliki segalanya, terlalu berbanding jauh. Aku tidak cantik dan tidak menarik. Aku perempuan biasa saja. Mungkin jika suatu saat nanti aku semakin tidak menarik sebagai perempuan, ia akan meninggalkanku. Mungkin saja. Menjadi perempuan bukan hal yang diinginkan oleh semua orang. Jika saja aku ketika dilahirkan aku bisa memilih ingin menjadi apa, lebih baik menjadi lelaki. Terlalu rumit untuk menjadi perempuan.

Selasa, 4 Juni 2013
20:23

Rahasia-Rahasia


The secret. Rahasia. Apa yang tak kamu ketahui dan tersimpan. Setiap insan memiliki sebuah rahasia yang terpendam dan tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Menyimpannya dengan baik dan rapi.
Rahasia selalu memancing rasa ingin tahu. Begitu pula mengenai rahasia di masa depan. Sesungguhnya, pada awalnya aku tak pernah ingin tahu mengenai sebuah rahasia di masa yang akan datang nanti. Namun akhir-akhir ini rahasia masa depan sedikit demi sedikit telah terungkap dan benar adanya. Semua yang ditunjukkan yang dulu tak pernah aku percayai, kini terwujud dihadapan mata.
Bukan hanya persoalan cinta namun persoalan kehidupan di masa yang akan datang. Entahlah, semuanya terasa aneh. Sesungguhnya tidak akan menjadi kejutan jika rahasia di masa depan telah terungkap di kehidupan sekarang. Tetapi ambil sisi baiknya, segala kemungkinan terburuk yang telah aku ketahui bisa menjadi kuda-kuda untuk mempersiapkannya dan menerima segala sesuatu yang menyakitkan, seperti perpisahan. Aku selalu membenci perpisahan.
Rahasia. Persoalan yang tak akan ada habisnya jika terungkap. Selalu menyisakan rasa keingintahuan lebih dalam meski telah terungkap. Beberapa pengakuan telah dilakukan. Itu hanya rahasia kecil. Akankah ada rahasia yang takkan terungkap? Ya, tentu ada. Jika mulut dan hatimu terkunci. Tak bicara.

29 Mei 2013
13:39