Thursday, February 20, 2014

Salah Berdoa

Setiap kata yang keluar dari mulutmu adalah doa. Sembarang berkata bisa menjadi doa yang tak disengaja. Pernahkah kamu sesumbar berkata dan semuanya tiba-tiba terjadi tanpa kamu harapkan? Bagiku, itu hal yang menakutkan.
Kali ini aku sedang dihadapkan dengan hal-hal yang sembarang aku ucap. Semua hal terjadi di luar dugaan, setelah aku berpikir kembali, ternyata yang terjadi kali ini adalah hal yang pernah sembarang ku ucap di waktu yang lalu. 
Haruskah ku menjabarkan hal buruk yang menimpaku karena sembarang berucap? Aku tak mampu mengatakannya, bukan tak mau berbagi melainkan ketakutan ada di belakangku sekarang. Ia mengikutiku.
Satu lagi,
Apakah boleh jika aku mempertanyakan Tuhan? Berdosa kah? Berkali-kali aku menulis mempertanyakan Tuhan. Mengapa Tuhan lebih mengabulkan doa sesumbar daripada doa yang ku panjatkan dalam setiap solatku? Apakah sujudku belum mencukupi? Apakah tangisku dalam doa tak pernah Engkau dengar?
Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Tuhan tahu, doaku tak banyak. Doaku sederhana. Apakah mungkin karena doaku terlalu sederhana jadi Tuhan tak ingin mengabulkannya? 
Aku tak mau banyak meminta dari-Mu. Apapun yang telah Engkau beri telah aku syukuri. Mungkin kah karena cara berdoaku yang salah? Berdoa yang baik itu seperti apa? Tuhan...beri aku jawaban.

Tangerang, 20 Februari 2014

Wednesday, February 12, 2014

Menemukan Sebuah Perjalanan Pendek

"Sebuah perjalanan panjang yang berliku selalu butuh tempat untuk pulang" -perempuansore

Perjalanan baru saja dimulai. Aku sedang ingin menemukan sesuatu atau mungkin seseorang. Entahlah benda semacam apa yang sedang aku ingin temukan. Aku tak tahu apa yang harus aku temukan tetapi aku harus menemukannya. Agar ketika pulang, aku bisa disebut sebagai 'orang'.

Pernahkah kamu berada di atas jembatan kayu tua yang hampir runtuh? Kamu berada di tengah jembatan tersebut, apa yang akan kamu lakukan? Berjalan kembali ke tempat asalmu atau tetap berjalan ke depan dengan risiko kamu akan terjatuh ke dasar sungai yang dalam penuh dengan bebatuan namun jika kamu berhasil melewati jembatan tersebut, kamu bisa menemukan apa yang kamu ingin temukan. Jadi, jalan mana yang akan kamu pilih?

Hatiku tak sekeras batu atau tak pula selembek pepaya busuk. Bukan juga air yang bisa mudah terbawa arus. Entah harus diumpakan seperti apa aku ini. Aku hanya sedang ingin melakukan perjalanan dalam waktu singkat sebelum bertemu dengan mr.Right di pelaminan sebagai mempelai, bukan sebagai tamu. Ketakutanku terlalu berlebihan memang, aku takut tidak bisa melakukan apapun yang aku inginkan jika aku menikah.

Perempuan harus menikah. Lelaki harus menikah. Semua orang harus menikah dan aku pun harus menikah. Tapi mungkin aku tak akan menikah dahulu sebelum aku menemukan apa yang aku ingin temukan.

Waktu teramat  singkat. Bergegaslah melakukan perjalanan dan temukanlah apa yang ingin kamu temukan. Bukan mencari apa yang ingin kamu cari. 

Tangerang, 12 Februari 2014