Seandainya ada mata kuliah ‘kesabaran’, mungkin aku sudah
mendapatkan nilai A+. Seandainya ada kontes ‘menahan amarah’, sudah pasti aku
akan jadi juaranya. Seandainya dunia tahu jika emosiku ini hanya terkubur untuk
sementara waktu saja, mungkin ia akan tahu bahwa aku juga manusia sama seperti
kamu.
Terkadang mengalahkan ego sendiri untuk membahagiakan
seseorang lain itu terasa berat kadang menyakitkan. Apalagi jikalau hanya bisa
mendengarkan tanpa bisa berbicara, itulah kenyataan dalam kehidupan yang tak
seimbang. Bukan aku tidak tulus tetapi aku pun manusia yang berhak untuk
berbicara dan melawan, bukan hanya diam dan menerima.
Sejauh ini, aku hanya diam. Aku mengetahui betul kenyataan
yang ada. Namun, aku seperti seorang pecundang yang hanya bisa diam dan
membelakangi kepahitan. Katanya, diam itu menunjukkan kedewasaan tetapi kini
aku merasa diam hanya menunjukkan ketidakmampuan dan ketololan.
Sebetulnya
teori dalam menjalani suatu hubungan itu mudah. Jika kamu tidak ingin
dibohongi, maka rasakanlah bagaimana rasanya jika dibohongi. Jika kamu tidak
ingin dikhianati, maka rasakanlah bagaimana sakitnya jika dikhianati. It’s simple. Teori memang mudah tetapi
mengaplikasiannya yang sulit. Jika kita sudah jujur dan setia mati-matian pada
pasangan tetapi pasangan melakukan hal yang sebaliknya, mungkin itu karena
faktor ketidakberuntungan atau mungkin karma di masa lalu.
21
Juli 2013
23:51