Dari balik kaca jendela mobil yang
basah menyisakan tetesan hujan yang dingin juga gelap, ada dua anak perempuan
dan satu lelaki separuh baya. Satu lelaki separuh baya menyetir dengan pikiran
yang kalut dan kosong. Permasalahannya terlalu banyak namun ia masih bisa
tersenyum sambil menghisap tembakau yang selalu menyala setiap waktu.
Satu perempuan cantik duduk dengan
anggun disebelahnya. Ia begitu cantik dibalut dengan gaun berwarna hijau
alpukat muda. Ia selalu cantik memakai warna apapun, entah merah muda, kelabu,
kuning keemasan atau warna lainnya. Ia tetap dan akan selalu cantik. Siapapun
yang melihatnya akan tersenyum melihat sosok perempuan ini.
Di belakangnya, ada satu perempuan
dengan penampilan yang biasa saja, riasan yang biasa saja, sepatu yang biasa
saja, tas yang biasa saja juga basah kuyup. Rambutnya kusut belum disisir. Ia
menata rambut lusuhnya dengan membentuk bulatan kecil agar tak terlihat semakin
lusuh.
Hampir setiap waktu satu lelaki
paruh baya dan dua anak perempuan mengitari jalanan kota hingga larut malam dan
pagi menjelang. Mereka mempunya hari-hari yang tak sama dengan setiap hari yang
dijalaninya. Meski mereka pergi bersama pulang bersama dan berbeda arah juga
dengan tujuan yang berbeda. Hidup yang berbeda. Cara mereka mencari dunia juga
berbeda.
Mereka membentuk suatu satu yang
bernama, keluarga.
31 Maret 2013
21:15