Wednesday, September 26, 2012

Emosi? Berlarilah!


Setelan yang aku kenakan sudah hampir cocok dengan kegiatan yang paling aku senangi saat ini yaitu lari sore. Mengenakan kaos longgar, jaket sport, celana basket dan sepatu berbahan kanvas favoritku. Celana basket dan sepatu kanvas memang tidak nyambung dengan untuk setelan pelari. Ada alasan yang cukup kuat untuk menjelaskannya, celana lariku terlalu pendek jika harus dipakai lari di stadion kampus rasanya akan menjadi pusat perhatian para mahasiswa jurusan olahraga dan mengapa memakai sepatu berbahan kanvas? Aku lupa menaruh sepatu lariku dimana.
Matahari mulai menurunkan sinarnya pada pukul 4 sore. Hari itu pikiranku sedang memang sangat kacau, terlalu banyak yang aku pikirkan tanpa bisa aku mengatasinya. Aku putuskan untuk sengaja datang kembali ke kampus dan langsung ikut memenuhi stadion. Ada beberapa orang yang sedang lari sore juga tetapi stadion didominasi mahasiswa jurusan olahraga yang sedang menjalani mata kuliah sepak bola. Aku tak peduli dengan mereka yang memenuhi lintasan lari ini. Betapa semangatnya hari itu aku berlari.
Aku sudah berada di atas tanah merah lintasan lari. Menurut Aditya Mulya, memutar lagu PSY – Gangnam style akan lebih menyenangkan jika didengarkan saat berlari. Aku mencobanya. Kakiku mulai pergerakan berlari pelan-pelan secara stabil, tidak sprint ataupun berjalan. Pikiranku sedang kalut saat itu. Aku sadar aku tak begitu menikmati alunan lagu gangnam style, pikiranku melayang-layang saat berlari. Emosi perlahan naik dan memuncak. Saat itulah emosiku mulai mencapai klimaks, aku berlari sekencang mungkin. Aku merasa aku sedang marah dan sekelebat terbayang wajah orang-orang yang membuatku menjadi kacau seperti ini. Entah seberapa kencang aku berlari dan akupun merasa ada sekitaranku yang melihatku aneh, aku tak peduli.
Kakiku mulai kelelahan dan berhenti dengan sendirinya. Keringat sudah membanjiri tubuhku. Kulit coklatku terlihat semakin mengkilap dengan basuhan air tubuh. Wajahku mendongak sambil memegangi lutut. Seketika perasaanku lega. Rasanya begitu lepas. Kelelahan ini bukan kelelahan biasa. Rasanya begitu nikmat melepas emosi tanpa harus meluapkan kemarahan pada orang-orang yang mengecewakanku itu. Memang rasa sakit itu tidak hilang, masih bersisa di hati tapi bukan dalam pikiran. Pikiranku bebas dan aku menyukai keadaan ini. Berlarilah.

25 September 2012
23:19

Teman Hidup


Hampir setiap bulan aku menerima undangan pernikahan dari teman-temanku dulu. Turut mengecap bahagia menerima sebuah kartu undangan pernikahan seorang teman yang telah mendapatkan teman hidup. Menurut mereka, teman hidup itu datang secara tiba-tiba tanpa diduga. Terkadang hubungan bertahun-tahun bukan patokan untuk yakin bahwa dialah yang akan menjadi teman hidupnya kelak.  Justru perkenalan singkatlah menyatukan dua manusia yang dinamakan jodoh.
Bagiku, cukup disayangkan jika aku sudah diundang ke suatu acara pernikahan tetapi tidak datang. Bukan karena aku ingin makan dan minum enak secara gratis dan bebas memilih apa saja yang akan aku jadikan ‘umpan lampung’ tetapi karena aku ingin saat pernikahanku nanti, teman-temanku bisa menghadirinya. Itu saja? Tentu tidak, aku juga ingin tertular mereka, segera menemukan ‘orang itu’ yang mereka sebut teman hidup. Klasik.
                Apa kamu percaya takdir? Aku percaya. Teman hidup itu akan datang dengan sendirinya tanpa kita mengetahui siapa orangnya, kapan dan dimana akan bertemu juga bagaimana prosesnya. Memang aku tak begitu menyukai proses panjang, bahkan aku orang yang selalu terburu-buru namun aku menkimati proses itu.
Dimana kamu teman hidupku saat ini? Mungkin saja kamu masih menjadi kekasih orang lain atau bisa saja kamu ada didekatku namun aku tak menyadarinya? Tuhan lebih tahu bagaimana cara yang baik untuk mempertemukan aku dengan kamu, teman hidup.

25 September 2012
22:39

Monday, September 24, 2012

Hidup itu Ajaib


Dulu, ingin rasanya aku mengintip masa depanku seperti apa. Apa aku akan bahagia atau aku akan menyedihkan di sepanjang hidup? Manusia mana yang tidak dikejar rasa penasaran akan masa yang akan datang?
Aku suka kejutan. Aku suka sesuatu hal datang tanpa diduga. Begitupun beberapa minggu ini. Semuanya seperti alur cerita yang berjalan dan berubah begitu cepat. Tanpa jeda. Semuanya berganti begitu cepat tanpa aku sadari sebelumnya namun hari ini aku tahu mengapa Tuhan tak mengizinkan manusia-Nya mengintip masa depan.
Hidup itu ajaib. Penuh kejutan. Penuh rahasia. Ada banyak keanehan yang terjadi. Tak pernah aku duga semua akan terjadi seperti saat ini. Alur hidup yang sebelumnya kusut dan rumit, sekarang menjadi benang-benang kehidupan yang terjuntai semakin rapih namun semakin aku sulit memaknainya. Menurutnya, ini fase hidup.
Kejuatan dan rahasia apalagi yang akan aku dapatkan nanti? Aku tunggu hidup yang ajaib itu.

24 September 2012
06:01

Thursday, September 20, 2012

Beda


Awalnya aku merasa dirimu berbeda
Aku hanya mengikuti perasaanku meyakinimu
Walau ku tahu waktumu sedikit untukku
Dan rindu yang selalu menyita hatiku

Aku tahu, kau mencintaiku
Namun mengapa dirimu berbeda, bukan dirimu yang dulu aku tahu
Aku tahu, kau menyayangiku
Tapi mengapa kau lebih membahagiakan dia disaat ku bahagiankanmu

Separuh waktuku hanya untuk mengisi ruang hatimu
Tapi kini aku tahu,
Separuh waktumu hanya untuk membagi hatimu untuk dia

Sebagian hidupku kuhabiskan untuk menuruti keinginanmu
tapi kini aku tahu,
Sebagian hidupmu kau habiskan untuk menuruti hasratmu yang keliru

Mudahnya hatimu tergoda oleh kasih yang tak pasti
Sekejap saja kau menghianati janjimu sendiri
Perlahan-lahan kata-kata dustamu telah menyiksa hatiku
Sulitku memercayai perubahan dalam dirimu ini

Namun masih ada sisa hati yang ingin memaafkanmu
Walau hati melawan diri yang meronta ingin mengakhiri
Berjuta maaf yang kau ucap takkan hilangkan dusta
Semuanya telah berubah hanya sesal yang kau rasa

Meskipun bayang-bayang kekeliruanmu takkan pernah hilang
Namun ..
Sampai kapanpun kau berlari,
takkan pernah ada yang sangat menyayangimu seperti aku
dan sampai manapun kau mencari,
takkan pernah ada yang mencintai kekuranganmu seperti aku


 April 14, 2010


Karena, Jalanku bukan Disini


Ternyata bukan jalan ini yang aku cari
Terlalu cepat aku mengakui itu
Masih ada jalan-jalan yang indah
Bukan menyakiti diri sendiri
Percuma bila aku terus menelusuri
Takkan ada ujung jalan yang kunanti
Berat ku melangkah untuk pergi
Tapi aku harus menerima jalanku
Karena ..
Jalanku bukan disini!
Waktu masih panjang
Waktu takkan menanti
Mencari, menelusuri jalan
Tak sanggup tuk terus ada disini
Karena ..
Jalanku bukan disini
Jalan ini membuatku jemu
Kelelahan tiada habis
Terlarut dalam kesetiaan
Kesetiaan yang menyakitkan
Lepaskan aku segera!
Aku hanya ingin bernafas sedikit saja!
Dan berlalu meninggalkan
Karena ..
Jalanku bukan disini
Bukan aku yang menelusuri jalan
Tapi,
Jalan yang mencari jejak hidupku!

2010

Tak Sama


Ada waktu dimana aku tak bisa bergerak
Untuk bernafaspun aku sulit
Mulutmu yg membuatku seperti terkapar dalam kematian
Namun,
Dalam hati kecil masihku ingin menjadi bagian hidupmu
Layung itu mulai meronakan warna
Semakin membiru dengan corak
Kaki-kaki melangkah beriring-iring
Melangkah yang tak sama

2011

3rd January


I feel the time pass without your smile
Quiet that filled my day
Someday you’ll be go home
Anchored in love to my arms
Because your hug will always makes me…
 fallin in love

Maybe yesterday I’m are not your mine
But still my heart  for  you
Millions man of my side choice
Would can’t change you
I will waiting for you
Although to be long times
I will remain faithful waiting
I know you just for me

Let my time
Spend by the waiting
Until you believe how big
My love for you, I keep waiting

Desember 2011

Bahagia untuk Kamu


Bahagia adalah melihat orang yang dicintai bahagia
Rasa sakit itu ada, rasa sakitmu dan rasa sakitku
Namun…
Bahagia yang kau rasakan nanti akan melebihi rasa bahagiaku
Kau berhak bahagia, begitu pula aku
Aku hanya kesedihanmu walau dulu aku kebahagiaanmu
Teruslah berjalan dengan asa dan impianmu
Aku takkan menemuimu di persimpangan jalan lagi
Karena yang aku tahu,
Bahagia itu kau yang rasa.
Aku tak mencari seorang yang lebih baik darimu, karena kau memang selalu jadi yang terbaik.
Kefanaan dunia  yang kita jalani hari ini akan menjadi cerminan kehidupan di masa depan.
Melepasmu itu menyakitkan. Menyakitimu itu  adalah kesedihan. Kesedihanmu itu kesedihanku.
Selamat ulangtahun ke 22 untuk kamu.
Terlalu banyak doa dariku untukmu, hingga Tuhan sudah mencatatkan jalan yang terbaik untukmu
Di depan sana ada masa depan yang baik untukmu, teruslah berjalan.
Ada yang harus berkorban untuk mencapai suatu kebahagiaanmu.
Asa, cita, harapan dan mimpi akan menemuimu suatu saat nanti.
Doaku selalu ada untukmu, citamu, harapanmu, mimpimu dan kebahagiaanmu.
Tak akan ada lagi kesedihanmu  jika aku pergi hari ini sayang
Selamat ulangtahun sayang.

I love u more than everything dearest.
Don’t look back.
Someday, you can get the ‘best’.
Because,
God has a big plan for you dear.


17 Agustus 2012

Saturday, September 15, 2012

Bandung Bukan Kebahagiaanku


Kini bandung sudah tak ingin bersahabat denganku lagi. Terlalu banyak tenggelam dalam kepahitan. Aku ingin meninggalkanmu untuk sesaat dan aku akan kembali lagi kesini tapi entah kapan, tak tahu pasti. Bukannya aku tak cinta padamu lagi tapi aku yakin kebahagiaanku bukan disini, bukan di Bandung. Kebahagiaanku ada di luar sana yang keberadaannya entah dimana.
Tahun depan, aku harus pergi. Kepahitan akan terus mencariku jika aku masih terus disini. Masalahku tak akan pernah selesai jika aku betahan di tempat yang sudah tak menginginkanku lagi. Hidupku mungkin akan lebih baik jika aku berdiri di tempat dimana tak ada seorangpun yang mengenaliku. Memang terlalu dangkal jika aku harus pergi dan meninggalkan yang menurutku ‘suatu masalah’ di Bandung. Namun hanya itu jalan satu-satunya. Meninggalkanmu, Bandung.
Aku hanya ingin bahagia di luar sana. Maafkan aku.

31 agustus 2012
23:58

Tunggu Aku Enam Bulan Lagi (1)


Awalnya kehadiranmu saat itu tak pernah aku sadari. Aku hanya mengenal dan mengetahuimu sebagai teman kakakku atau yang lebih pas sebagai relasi kerja. Tak pernah terlintas sedikitpun untuk bisa dekat denganmu, karena aku masih dengannya saat itu. Namun, waktu berkata lain. Ketika aku menyudahi hubunganku dengannya, kau hadir penyembuh luka di hatiku. Akupun tak pernah tahu isi hatimu saat itu. Bodohnya aku yang tak pernah mengetahui semua itu.
Kedekatan kita saat itu hanya terbatas sampai sms saja, selebihnya tak pernah ada dan aku menganggapnya itu hal yang biasa. Belum ada perhatian-perhatian kecil darimu yang membuatku sadar akan kenyataan.
Di saatku mengalami putus cinta yang hebat dan membuatku sedikit terhentak, aku dekat dengan seorang teman lama semasa sekolah dulu. Tentu kamu tahu dia. Ya, dia Yuda. Dia mencoba menyalip saatku sedang terjatuh. Mungkin dasar aku sedang terlalu galau olehnya, sedikit demi sedikit hatiku luluh padanya. Walau terdengar ironi, baru saja putus sudah dapat gebetan baru. Akupun cukup dekat dengan Yuda dan saat itu aku masih belum menyadari penuh bahwa kau ada dibelakangku.
...................................................................................................................................................
November - Desember 2011

Sabtu tak Harus Berkencan.

Kepulan asap sabtu ini cukup mencekik kerongkonganku. Rasanya sudah tak cocok lagi bergelut dengan batang tembakau ini namun pikiran sedang terbuka dengan sesekali hisapan.
Aku tak keluar malam ini karena isi dompetku memaksa untuk tak kemana-mana. Berhadapan dan berbicara dengan layar datar memang lebih asyik bagi yang sendiri seperti aku. Klise, seakan mengalihkan perhatianku yang sedang tak ingin memikirkan apa-apa termasuk memikirkan kamu karena kamu sudah tidak cocok lagi untuk mengendalikan pikiranku.

15 September 2012
20:31


Wednesday, September 12, 2012

Bahagia


Perlu ada introspeksi dari diri sendiri. Ternyata sifat burukku tak lebih baik dari dirinya. Seharusnya dari dulu aku berkaca, apa yang kurang dariku bukan apa yang kurang darinya. Terkadang manusia hanya melihat sisi buruk seseorang dan itu nyata, aku yang rasakan. Lepas darinya banyak pembelajaran diri untukku juga hidupku.
Aku merasa ada yang tidak beres dengan diri aku sendiri. Sedikit demi sedikit aku menyadari itu dan memang, tidak ada yang mengerti sifatku sendiri selain diri sendiri bahkan untuk memahami sifat sendiripun itu sulit. Menerima apa yang sudah aku miliki itu juga sulit. Manusia memang terkadang lupa bersyukur.
Semua yang aku lakukan akhir-akhir ini memang terlalu terburu-buru. Aku tidak mau dibilang lamban dan tidak memiliki yang namanya sikap. Dulu aku memang tak pernah bisa mengambil sikap dan keputusan tanpa ke-plinplan-an. Perubahan yang aku lakukan memang terlalu cepat dan ‘gak santai’ tapi itu aku lakukan untuk mencari apa yang namanya bahagia.
Bahagia itu aku yang rasa, bukan kau ataupun dia. 

Agustus 2012

Aku dan Kamu


Aku dan kamu itu manusia. Aku dan kamu itu lelaki dan perempuan. Hanya perempuan yang tidak tahu rasa jika detik-detik dan jam-jam itu dianggap suatu kehambaran. Aku perempuan yang penuh rasa dan kamu sebagai lelaki itu memintaku tak jatuh terlalu dalam. Sudah terlanjur, aku perempuan yang sudah kamu bawa jatuh semakin dalam.
Tetapi,
Mungkin pada akhirnya rasa itu akan hilang dengan sendirinya. Suatu saat rasa itu akan menjadi air tak bermuara. Tanpa tujuan, mengalir terbawa arus dan pergi. Jika benar rasamu terjalin juga seperti aku, mungkin rasa itu tak akan ada jawaban yang sama. Hubungan tanpa harapan, cita dan masa depan, itulah aku dan kamu.

4 September 2012
21:22

Cerita pada Pelangi dan Bulan


Aku ingin berbicara pada pelangi yang sesekali datang bahwa aku masih dan tetap mencintaimu karena jika datang lagi setelah hujan, ia akan datang padamu dan menyampaikan ceritaku melalui indah warnanya. Seindah warna pelangi seindah cerita tentangmu dan rindu.
Namun,
Jika aku harus berbicara pada bulan, ia akan menunjukkan ceritaku tentangmu setiap malam dalam gelap.  Jika mungkin kau mengetahui ceritaku tentangmu dari bulan, ia akan bercanda tawa dengan kesepian karena aku merindumu bukan karena aku sendiri tetapi aku masih dan tetap mencintaimu.

4 September 2012
21:03

Friday, September 7, 2012

Pilihan


Ketakutan pergi dengan sedetik waktu
Keraguan mengintaiku hingga tanpa arah
Pilihan hanya bagian hidup yang harus dijalani
Tak akan ada jawaban jika hanya membisu
Bila aku berlari, adakah jalan keluar untuk itu?
Sentuhan itu akan pergi jika aku terdiam
Seharusnya memang tak perlu ada pertanyaan
‘mengapa aku harus memilih?’
Jawablah dengan kesetiaan.

Bandung, 15 agustus 2012
00:30

Thursday, September 6, 2012

Tidur, Mimpi dan Kamu


Mimpi kemarin menyelimuti tidurku
Detik-detik rindu tahu perasaan itu
Tak mungkin jika terus aku ingkari
Seutuhnya cinta itu masih dan selalu ada
Tak mati meski aku tak menanti
Hanya bisa mencarimu dalam malam
Dan aku menemukanmu dalam tidur
Terbangkan aku ke bulan malam ini
Agar bintang bisa menjemputku lagi
Aku rindu terdiam bersamamu dalam tidur
Salamkan kembali rindu ini, mimpi!

4 September 2012
20:38

Selamat 22 Tahun!


Usiaku hari ini menginjak ke tahun 22. Selama 22 tahun pula sudah sedikit banyak memberikanku pelajaran hidup. Hidup bukan hanya sekedar cinta dan materi. Itu hanya pohon faktor dari kehidupan. Apapun yang diproritaskan dalam hidup, tujuannya tetap sama yaitu bahagia.
Aku tak meminta banyak pada-Mu Tuhan untuk usiaku yang semakin mendewasa ini. Mungkin doa-doaku setiap harinya telah Engkau dengarkan dan aku yakin doa-doa itu akan Engkau wujudkan. Tetaplah berdoa dan bersabar karena aku yakin ‘suatu saat’ itu akan tiba. Tunggulah.
Kebahagiaan itu memang terwujud dari diri sendiri dan hanya diri sendiri yang bisa merasakannya. Namun manusia kadang lupa mengenal kepuasaan. Akupun terkadang begitu. Masa-masa sulit menuju usia 22 tahun cukup sudah aku rasakan dan aku tak ingin merasakannya ataupun mengingatnya kembali. Masa-masa itu adalah masa-masa aku gagal mendapatkan kebahagiaan.
Tuhan,
Aku tak inginkan apapun. Aku hanya ingin bahagia, Tuhan!




30 Agustus 2012