Thursday, November 22, 2012

Pilihan Ganda


Memulai hidup dari nol lagi bukan pilihan yang nyata. Aku hanya berusaha memulai segalanya dari nol kembali namun kenyataan selalu berkata lain. Selama berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan ternyata aku jalani dengan langkah berat. Aku seperti tidak bebas bergerak. Aku terkurung. Aku berpura-pura.

Langkahku terburu-buru dan mulai berlari dengan apa yang ada dihadapanku. Apa aku seorang yang tidak bisa menerima kenyataan? Terkadang aku menutup mata ketika aku melihat sesuatu yang tidak aku inginkan dan menutup telinga ketika aku tidak ingin mendengar sesuatu yang tidak bisa aku terima. Pikiranku belum terbuka dengan apa yang aku jalani hari ini. Hari-hariku hanya menari dibalik senyuman palsu. Fana.

Apa yang aku cari belum aku temukan dan akupun tak mengerti apa yang sebenarnya harus aku cari. Berbagai pilihan jelas ada dihadapan. Menjalani sesuatu yang sudah pasti ada dihadapan? Mengejar sesuatu yang harus kutemukan? Atau meninggalkan semua dan berpindah menghindari semua yang aku ketahui? Aku tidak suka hidup dalam pilihan ganda seperti ini. Aku lebih menyukai menjalani hidup dengan mengisi soal essai yang bisa aku isi sesuka hati tanpa ada ruang batas.

Jika memang aku harus memilih dengan menjalani sesuatu yang sudah jelas ada dihadapan tetapi aku tak menemukan bahagia yang aku cari untuk apa? Untuk kebahagaian siapa? Mungkin memang nampak hidupku lebih baik dan aku semakin disanjung tapi apa aku merasa benar-benar bahagia? Tentu belum. Aku belum bahagia.

Bila aku mengerjar ambisi dengan mengejar sesuatu yang harus aku temukan akan lebih baik, mengapa tidak? Memang akan menjadi proses yang sangat panjang dan penuh dengan umpatan juga kedengkian orang-orang disekitarku tapi untuk apa memedulikan orang lain? Akulah yang akan mengejar sesuatu yang belum aku temukan itu. Hanya akulah yang akan bahagia.

Andai aku meninggalkan semua yang ada dihadapan dan berpindah menghindari semuanya, apa aku terlihat seperti seorang pengecut? Siapa yang akan menilaiku sebagai seorang pengecut? Biarlah menjadi seorang pengecut tetapi aku menjadi seorang bahagia. Aku memang tak tahan melihat dan mendengar semuanya. Pergi sejauh mungkin hingga tak ada seorangpun yang mengenaliku mungkin itu lebih baik. Semoga aku mendapat bahagia.

Pilihan ganda mana yang bisa membuat aku bahagia?

Bandung, 22 November 2012
17:40

Friday, November 9, 2012

Sebagai Manusia


Jika memang harus aku membuat daftar kesalahan dan dosa, mungkin tangan-tangan ini tak akan mampu menuliskannya pada kertas-kertas pentaubatan. Kesadaran akan kesalahan yang telah diperbuat telah aku pahami dan renungi namun mengapa aku yang sebagai manusia tak bisa berhenti mengulai perbuatan yang Engkau benci? Apa memang manusia diciptakan untuk berbuat kesalahan pada-Mu?
Layakkah aku menjadi makhluk paling mulia diantara semua ciptaan-Mu? Manusia memang makhluk termulia yang Engkau ciptakan. Layak atau tidaknya aku yang sebagai manusia menjadi makhluk mulia hanya Engkau yang menilaiku.
Dosa apa lagi yang belum aku perbuat terhadap-Mu Ya Rabb? Terkadang mungkin Engkau memang kesal dan sedikit menyentilku dengan beberapa teguran agar aku selalu ingat kepada siapa yang menciptakanku. Aku memang merasa raga ini bukan milikku semata, ini raga-Mu yang Engkau sewakan padaku dan aku membayarnya dengan ibadah dengan ikhlas kepada-Mu. Sebagai manusia harusnya aku selalu tunduk pada yang menciptakanku tapi mengapa aku yang memang sadar siapa penciptaku masih sering lupa pada-Mu?
Jika aku mati esok hari, aku sangat belum siap Engkau mengambil nyawaku. Uang sewa raga dan ongkos menumpang hidup dunia belum aku bayar pada-Mu dengan penuh. Mungkin setengah uang-uang ibadahku belum cukup untuk membayarnya. Tak pernah bisa membayangkan bagaimana gelapnya ruang kubur sempit dan sendirian. Aku masih belum siap Engkau mengajakku kembali bersama-Mu Ya Rabb.
Aku sangat sadar Engkau sangat menyayangiku, terkadang harapan kecilku saja Engkau selalu mendengarkan namun sebagai manusia, aku adalah makhluk ciptaan-Mu yang tak tahu diri. Sampai kapan aku dihantui rasa bersalah pada-Mu, kedua orangtuaku, orang-orang tercintaku dan orang-orang terdekatku?
Sebagai manusia, aku akan membayar seluruh hutang kebaikan-Mu padaku Ya Rabb. Tegur aku jika aku selalu lupa pada kebaikan-Mu. Ampuni Aku!

9 September 2012
22:11

Sunday, November 4, 2012

Lelaki Bermata Teduh


Menggugah rasa melawan waktu
Membelah malam menantang pagi
Bersandar penuh kasih dengan cerita
Tak ada yang miliki belaian seperti engkau
Hingga tubuh hangat dengan pelukmu
Merona pipi lelaki dengan bermata teduh
Mengecap manisnya dinding malam denganmu
Bertatap pada air wajahmu dengan senyum
Tak ada yang miliki kecupan seperti engkau
Hingga bibir bisu diam tak bisa berkata

Engkau lelaki bermata teduh belailah rambut aku dengan lembut
Engkau lelaki bermata teduh peluklah tubuhku dengan hangat
Engkau lelaki bermata teduh kecuplah bibirku dengan cinta


November 2, 2012