Wednesday, February 27, 2013

Sembunyi


Apakah yang lebih baik, meninggalkan atau ditinggalkan? Keduanya memiliki kesamaan. Sama-sama menyakitkan. Meninggalkan atau ditinggalkan bukan persoalan kisah cinta remaja saja melainkan tentang lingkaran kehidupan.
Waktu dimana aku ditinggalkan, semua terasa memojokkanku. Seakan aku yang paling merasakan sakit namun meninggalkan juga ternyata sakit. Apalagi meninggalkannya bukan karena kesalahan tetapi karena keadaan dan itu lebih menyakitkan dari ditinggalkan. Merasa menjadi seorang yang jahat namun kesakitan.
Kepedihan saat bertahan juga cukup menjadi alasan untuk meninggalkan. Tak ada satupun orang yang mengerti akan rasa itu jika tidak dirasakan sendiri. Tak peduli jika seseorang atau beberapa orang ain beranggapan aku seorang yang jahat karena meninggalkan tetapi apakah orang-orang tersebut akan menjamin kebahagiaan kita? Tentu tidak. Kebahagiaan itu dircari, didapatkan dan dirasakan sendiri.
Sembunyi dari rasa tidak nyaman dengan keadaan bukanlah pilihan yang bijak. Jika berkata masih salah dan diam pun masih menjadi kesalahan. Apa yang harus diperbuat lagi? mendewasakan diri sendiri tanpa melihat siapa yang sedang bersembunyi di balik rasa nyaman? Itu juga bukan pilihan bijak. Namun jika meninggalkan dan memilih kembali jalan masing-masing yang pernah berjalan pada satu arah namun tidak seimbang itu pilihan bijak?
Aku tidak membutuhkan seorang inspirator ataupun motivator. Apapun yang mereka katakan hanya menghibur diri juga mengobati luka sendiri karean pada kenyataannya mereka tak juga merasakan beban apa yang sedang dirasakan oleh mereka yang bersembunyi dari rasa ketidaknyamanan.
Seorang yang bebas, bisa berlari kemanapun ke semua arah dan terbang melayang melebihi tingginya angkasa. Semua terlanjur berbalik, aku bisa berlari lagi namun hanya bisa pada satu arah dan sulit untuk terbang melayang, bahkan sayap ini seakan tidak berfungsi. Tidak ada waktu yang tepat untuk kembali namun dengan cara apa agar aku bisa menjadi seseorang itu lagi.

Rabu, 27 Februari 2013
23:24

Thursday, February 21, 2013

Kesatria


Lari dari satu peristiwa yang tak ingin dikehendaki, tentu bukanlah jiwa seorang kesatria. Hadapi, bicara, lakukan dan selesaikan. Nmaun kali ini aku belum bisa menghadapi apa yang ada di depan mata. Aku memang lemah tapi tak selemah saat ini, detik ini.Entah seberapa rapuh tonggak ini bisa bertahan.
Aku ingin berlari tapi kau ingin berenang. Aku ingin menyanyi tapi kau ingin menari. Aku ingin melayang tapi kau ingin melarang.
Seberapa kuatkah aku melangkah dengan keyakinan yang tidak pasti? Seberapa hebatkah aku, jika aku tak merasakan sesakit setahun kemarin?  Seberapa lama lagi aku akan menjadi kesatria bagi diriku sendiri?
Tak mampu jika aku harus menjadi kesatria baginya ataupun bagi seseorang lain. Tuhan akan menentukan batas waktu yang tepat, siapa yang lebih pantas menjadi kesatria.

Kamis, 21 Februari 2013
00:08

Friday, February 15, 2013

Sewa Raga Anak Manusia


Katanya, “kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda”, apa kamu setuju dengan itu? Aku sebagai anak manusia juga sebagai makhluk ciptaan Engkau yang Maha Esa berada di bumi ini, berpijak di atas tanah-Mu ini juga menyewa raga yang Engkau pinjamkan dengan bayaran yang sesungguhnya mudah untuk melakukannya namun memang manusia terkadang lupa bersyukur dengan apa yang telah didapatkanya, ibadah.
Saat aku sedang dalam kandungan ibuku, aku dengan-Nya seakan bernegosiasi dengan kehidupanku yang akan datang namun Tuhan tetap menentukan perjalanan yang akan aku jalani. Tuhan sangat baik padaku, apapun yang aku pinta pasti Tuhan akan mengabulkannya namun Tuhan tentu tahu kapan waktu yang tepat untuk Ia berikan padaku.
Tanah yang menjadi pijakan kakiku saat ini juga milik-Mu, Tuhan. Raga yang aku sewa ini sedang aku bayar cicilannya dengan ibadah namun terkadang perilakuku selalu melakukan hal lain diluar cicilan membayar sewa raga-Mu. Tak perlu aku sebutkan sebanyak apa perlilaku burukku yang mengingkari perjanjianku dengan-Mu saatku dalam kandungan. Terkadang Engkau marah padaku dan menyentilku sedikit. Aku sadar Engkau sedang kesal padaku namun ya begitulah manusia, aku pura-pura tak merasakannya padahal sudah banyak sesuatu yang Engkau ambil dariku.
Sentilan-Mu padaku ternyata berulang-ulang Engkau lakukan. Bukan hanya 1 sesuatu yang berharga hilang dari kehidupanku bhkan 2, 3, 4 dan masih ada yang lainnya. Aku segera tersadar, aku menyerah dan aku tak berdaya sebagai anak manusia. Aku merasa gagal menjadi makhluk-Mu. Aku ingin selalu ada dijalan-Mu dan terhindar dari segala apapun yang akan menjerumuskanku di kehidupan yang abadi nanti karena ibadah yang aku lakukan tak mencukupi biaya sewa raga yang Engkau pinjamkan dulu.

Jumat, 15 Febriari 2013
15:33

Friday, February 8, 2013

Tiga Alasan


Ada beberapa alasan mengapa manuisa begitu mengingikan cinta, bahkan cinta begitu disanjung. Pertama, manusia sadar mereka tidak sempurna, mereka hidup dengan kekurangan. Mereka ingin mencari manusia lain untuk melengkapi hidupnya. Kedua, manusia hidup bukan untuk mencari kesengsaraan, mereka mencari kebahagiaan. Tuhan mempertemukan satu manusia dengan manusia lain agar mereka mendapatkan kebahagiaan bersama. Ketiga, manusia bukanlah malaikat yang hidup tanpa adanya cobaan, ujian dan masalah. Mereka terkadang hidup dengan kesedihan. Mereka menginginkan manusia lain untuk menghapuskan kesedihannya dan memberikan kenyamana juga rangkulan saat mereka jatuh.
Jika dua manusia bertemu dan mereka tidak saling melengkapi diantara ketiga alasan mengapa manusia begitu mengingkan cinta, berarti salah satu dari kedua manusia itu mencari sesuatu lain diluar ketiga alasan tersebut.

Jumat, 8 Feb 13
14:11